AR RUSYDU

 


Ar Rusydu 

Oleh : Tikno Adi 


Allah SWT. berfirman:

لَاۤ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِ ۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِا لطَّا غُوْتِ وَيُؤْمِنْ بِۢا للّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِا لْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَا مَ لَهَا ۗ وَا للّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

"Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 256)

     Dalam sebuah tayangan di Medsos ada beberapa orang artis ternama menyatakan pindah agama dari Islam ke Nasrani. Yang menarik di antara mereka adalah orang yang rajin beribadah bahkan ada yang sepulang dari umrah. Dalam pernyataannya di tayangan tersebut justru malah ketika aktif melaksanakan shalat bahkan bertahajud ada dorongan kuat untuk berpindah agama karena selama ini yang dirasakan adalah kehampaan. Tidak menemukan esensi dan jati dirinya sehingga memutuskan untuk pindah agama.  Siapa yang tidak kenal Lukman Sardi? Pemeran Moh. Darwis atau KH. Akhmad Dahlan pendiri Muhammadiyah dalam film Sang Pencerah. Dia memutuskan pindah agama setelah melakukan umrah ke tanah suci. 

    Pertanyaannya, ada apa dan bagaimana dengan keislaman mereka? Sehingga mereka memutuskan pindah ke agama lain (Nasrani)? Lalu bagaimana dengan keislaman kita? Akan tetapi jika menangkap pesan dari ayat di atas, Allah swt tidak memaksakan setiap manusia yang terlahir di dunia ini untuk memeluk agama tertentu. Artinya bebas menentukan pilihan agama apa yang hendak diyakini. Hanya saja yang terpenting adalah sudahkah kita dapat membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Qad tabayyana Ar Rusydu min Al Ghayyi. 

     Apa itu Ar Rusydu yang diartikan kebenaran? Dalam terminologi Islam, Al Qur'an menyebut kebenaran itu dengan dua istilah. Al Haqqu dan Ar Rusydu. Al Haqqu adalah kebenaran absolut sedang Ar Rusydu adalah kebenaran yang harus kita  cari dan kita gali. Bukan kebenaran hasil doktrinasi. Kesalahan yang diulang-ulang akan dianggap sebagai kebenaran. Untuk itu agar dapat membedakan antara kebenaran dan kebatilan harus diupayakan. Disinilah perlunya akal sebagai instrumen untuk mencarinya. Allah swt memberikan karunia yang sangat besar. Hardwarenya disebut otak dan softwawenya berupa akal. Inilah kelebihan manusia dibanding makhluk yang lain. 

     Ar Rusydu berasal dari rasyada-yarsyudu (رشد -يرشد) berarti :

رَشَّدَ - يُرَشِّدُ : menunjukkan , membimbing , memimpin , merasionalkan

  رُشْد : akal , pikiran , pikiran sehat , kesadaran , bimbingan yang benar    

Kalau kita gali dari kata rasyada muncul begitu banyak turunannya. Intinya bahwa kebenaran harus digali bukan sekedar percaya doktrinasi yang berupa dogma-dogma yang justru semakin membuat kerusakan. Kita melihat di jagad maya perdebatan antar kelompok sama-sama  berlabel islam. Masing-masing kelompok bersikukuh terhadap doktrinasi gurunya dan masing-masing menganggap sebuah kebenaran. Energi kita habis untuk berdebat dan saling menyalahkan sementara kemunduran peradaban umat,  persoalan kemiskinan baik ilmu maupun aspek kehidupan yang lain  tidak pernah disentuh. 

     Persoalan berikutnya adalah bagaimana membangun sebuah kesadaran berangkat dari kebenaran (الرشد) melalui pemahaman secara komprehensif  sehingga mampu melepaskan segala macam bentuk Taghut dari fikiran dan hatinya dan hanya beriman kepada Allah. Dengan demikian dapat berpegang teguh dengan kebenaran Islam seperti berpegang teguh pada tali yang sangat kuat dan tidak akan pernah lepas. Inilah yang menjadi persoalan umat islam yang paling fundamental. Bukan sibuk memperdebatkan isu-isu yang kurang penting dan menghabiskan banyak energi. Sementara hanya soal urusan sampah saja tidak ada kesadaran bagaimana mencintai lingkungan. 

     Untuk menyibak tabir apa itu Ar Rusydu, salah satu pintu masuknya adalah Shaum. Sudahkah ibadah shaum yang setiap tahun kita kerjakan mampu menjawab persoalan umat yang sangat krusial. Iman yang membuahkan penyaksian yang benar? 

Allah SWT berfirman:

وَاِ ذَا سَاَ لَـكَ عِبَا دِيْ عَنِّيْ فَاِ نِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّا عِ اِذَا دَعَا نِ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

Artinya :

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 186)

     Ada dua poin penting untuk memperoleh kebenaran (Ar Rusydu). Pertama menunaikan kewajiban untuk Allah dan beriman kepadaNya. Ayat ini berhubungan dengan shaum, maka kewajiban yang dimaksud adalah kita harus selalu menjadi pribadi yang selalu shaum. Kedua, dengan shaum itu kita beriman denganNya. Sebagai penutup tulisan ini, mari kita pertanyakan kepada diri kita masing-masing apakah esensi ibadah shaum sudah kita temukan agar kita termasuk orang-orang yang memperoleh kebenaran. 


14 Januari 2023


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAJULUN YAS'A ( رجل يشعي )

BELAJAR AL QUR'AN

LINGSEM DAN BANGKAI