BELAJAR AL QUR'AN



Belajar Al Qur’an 

Oleh: Tikno Adi


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

خيركم من تعلم القرآن وعلمه

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”. (HR. Bukhori).


 Pendahuluan

    Al Qur’an diturunkan kepada Rasulullah Saw. Secara berangsur-angsur, terdiri dari 30 juz 114 surat dan 6666 ayat. Yang menarik surat yang pertama kali turun adalah S. Al Alaq terdiri dari lima ayat yang diawali dengan perintah membaca. Itu artinya bahwa untuk mempelajari Al Qur’an itu harus diawali dengan membaca. Dari membaca inilah yang kemudian menghasilkan pemahaman. Ini masih dalam tahap learning to know. Dikatakan sukses belajar Al Qur’an apabila diikuti learning to do. Dari apa yang difahami kemudian dijalankan dan menjadi sebuah pengalaman rasa hingga pada gilirannya menjadi learning to be. Inilah baru dikatakan sukses belajar Al Qur’an. Oleh karenanya belajar Al Qur’an adalah sebuah keniscayaan bagi setiap muslim. Dalam artian mampu menangkap pesan dari apa yang telah dibaca kemudian menghasilkan pemahaman yang kemudian dijalankan menjadi pembiasaan. 

     Rasulullah Muhammad saw menerima Wahyu dan dituliskan menjadi Mushaf Al-Qur’an itu sudah menjadi pengalaman pribadi beliau karena sudah mampu menangkap pesan Wahyu yang beliau terima yang berupa getaran ilahi sehingga apa yang beliau ucapkan dan lakukan bukan didorong oleh hawa nafsu tetapi bersumber dari Wahyu yang disampaikan kepada beliau. 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوٰى 

“dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut keinginannya.”

اِنْ هُوَ اِلَّا وَحْيٌ يُّوْحٰى 

“Tidak lain (Al-Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),”

(QS. An-Najm 53: Ayat 3- 4)

Ketika Sayyidah Aisyah radhiyallahu`anhā ditanya mengenai akhlak Rasulullah shallallāhu `alaihi wa sallam, beliau menjawab: “Akhlak rasulullah adalah Al Quran” (HR Ahmad).

كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ) رواه أحمد)

Ini berarti kehidupan Rasulullah merupakan manifestasi riil Al Quran. 

Membaca Bagian Penting Dalam Belajar 

     Membaca adalah memindahkan ide, gagasan atau pesan dari pemiliknya kepada kita. Maka untuk dapat menangkap pesan yang kita baca harus diikuti dengan MENYIMAK. Kalau membaca dengan mata tetapi kalau menyimak dengan otak. Apalagi yang kita baca adalah Al Qur’an. Surat dari Allah SWT. Sejalan dengan firman Nya:

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اِنَّاۤ اَنْزَلْنٰهُ قُرْاٰ نًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya  Qur’an berbahasa Arab, agar kamu mengerti.” (QS. Yusuf 12: Ayat 2)

    Untuk menghasilkan pemahaman yang komprehensif tentang Al Qur’an yang kita baca maka kita harus menyimak. Menyimak di dalamnya ada memahami, menganalisa, menerapkan, mengevaluasi hingga menjadi sintesis sehingga fungsi HUDAN dalam Al Qur’an dapat tersampaikan.  

    Tidak ada batasan bagi siapapun untuk belajar Al Qur’an. Al Qur’an merupakan petunjuk bagi semua manusia. Yang patut disayangkan adalah upaya penyempitan makna belajar Al Qur’an . Belajar Al Qur’an hanya dibatasi belajar cara membaca Al Qur’an dengan Tartil dan benar. Tidak ada yang salah dalam hal ini. Yang jauh lebih penting adalah bagaimana belajar memahami Al Qur’an dan menangkap pesan yang terkandung di dalamnya karena merupakan landasan setiap amal dan perbuatan dalam rangka mengemban amanah  untuk mewujudkan visi Allah SWT di muka bumi ini yakni menjadi KhalifahNya.

     Sungguh aneh jika ditanya apakah sudah membaca Al Qur’an? Menjawab sudah kemudian ditanya apakah sudah menangkap pesan dan mengerti dari Surat Al Qur’an yang dibaca? Lantas menjawab belum. Kemunduran umat Islam saat ini salah satu faktor penyebab yang utama adalah jauh dari Al Qur’an. Sedangkan dapat dimaklumi bahwa Al Qur’an merupakan landasan utama dalam mengimplementasikan nilai-nilai Islam. 

Penutup

     Sebagai umat muslim tidak ada alasan untuk tidak belajar Al Qur’an. Terutama generasi penerus, anak-anak kita yang kelak berkontribusi membangun peradaban. Tanpa kembali dan mempelajari Al Qur’an dengan benar, sulit rasanya untuk mencapai kebaikan di dunia dan akhirat, sesuai doa sapu jagat yang sering kita panjatkan. Belajar Al Qur’an tidak lepas bagaimana cara kita membaca Al Qur’an dengan benar dan mampu mensintesis serta menjadi perilaku setiap muslim dalam kehidupan. Rasulullah Muhammad saw sebagai Uswatun Hasanah berakhlak Al Qur’an. Kita pengikut beliau tentu harus seperti beliau. Itu learning to be. “Sebaik- baik kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya” adalah learning to be. Sudah kita fahami dan sudah kita jalankan. Ini sejalan dengan firman Allah SWT.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لَا تَفْعَلُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?”

كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ

“(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”

(QS. As-Saff 61: Ayat 2-3)

Semoga bermanfaat

30 April 2023







Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAJULUN YAS'A ( رجل يشعي )

LINGSEM DAN BANGKAI