ORANG YANG BERUNTUNG


ORANG YANG BERUNTUNG

Oleh : Tikno Adi 

     Sebagai pijakan berfikir tema di atas, mari kita buka beberapa ayat dalam Al-Qur'an sehingga tidak dikatakan asal berbicara dan akan lebih baik jika kita sudah merasakan kebenaran ayat tersebut. Dapat dipastikan hidup kita tidak ada beban dan kita akan merasa damai dan bahagia.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ 
"Sungguh beruntung orang-orang yang beriman,"
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 1)

قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰى 
"Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman),"
(QS. Al-A'la 87: Ayat 14)

قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰٮهَا 
"sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu),"
(QS. Asy-Syams 91: Ayat 9)

     Dari beberapa ayat di atas sangat jelas siapa orang yang beruntung. Orang yang beruntung adalah orang beriman dan orang yang mensucikan jiwanya. Lalu apa yang dimaksud dengan orang yang beriman dan yang suci jiwanya? Sementara secara faktual banyak orang yang merasakan penderitaan, tidak damai dalam hidupnya. Ada apa dengan imannya dan jiwanya. Begitu banyak orang yang kehilangan jatidirinya. Dengan begitu mudah melakukan sesuatu di luar nalar sebagai manusia yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Kemaksiatan, kemungkaran yang membuat keresahan terjadi di mana-mana. Kita sangat prihatin melihat kondisi saat ini.
     Orang yang memiliki keimanan yang teguh terhadap Tuhannya dan selalu mengingatNya,  jiwanya secara otomatis akan suci. Dengan selalu ingat kepada Tuhannya jiwanya akan menjadi damai.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ 
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."
(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 28)

     Yang menjadi pertanyaan apakah kita termasuk orang-orang yang dikategorikan memiliki hati yang tenteram? Atau justru malah sebaliknya? Kita selalu merasakan kegelisahan dalam hidup. Oleh karenanya kita perlu melakukan evaluasi dan meniti ke dalam diri. Membuka seluas-luasnya alam fikiran kita dan melapangkan hati dan jiwa kita sehingga kita dapat melihat jati diri kita dengan jujur.

Bagaimana Mensucikan Jiwa?

    Sesuai tema kita, siapakah orang-orang yang beruntung atau berbahagia? Yaitu orang-orang yang mensucikan jiwanya. Itu artinya bahwa orang yang tidak bahagia, tidak damai dan selalu merasakan kegelisahan dan penderitaan adalah orang yang jiwanya kotor atau bahkan hatinya berpenyakit. Orang yang jiwanya kotor dan hatinya berpenyakit tercermin dari perilakunya tidak baik. Aura yang keluar dari dirinya selalu negatif. Ada kebencian, kedengkian. Kehadirannya tidak diharapkan oleh banyak orang. Ketidakhadirannya malah disyukuri.
   Jika itu terjadi pada diri kita alangkah menderitanya hidup ini. Jiwa kita meronta seolah tidak ada tempat di bumi ini karena sejatinya diri kita menjadi korban jalan fikiran kita yang sempit. Atau hidup kita dikuasai oleh fikiran gelap kita. Fikiran yang tidak mendapatkan cahaya petunjuk akan berdampak pada sikap dan perilaku yang dikendalikan hawa nafsunya atau egonya. Begitu banyak orang yang hidupnya dikendalikan oleh hawa nafsunya sehingga yang terjadi adalah membuat kerusakan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰٮهُ وَاَ ضَلَّهُ اللّٰهُ عَلٰى عِلْمٍ وَّخَتَمَ عَلٰى سَمْعِهٖ وَقَلْبِهٖ وَجَعَلَ عَلٰى بَصَرِهٖ غِشٰوَةً ۗ فَمَنْ يَّهْدِيْهِ مِنْۢ بَعْدِ اللّٰهِ ۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ
"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat)? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?"
(QS. Al-Jasiyah 45: Ayat 23)

     Untuk meniti ke dalam diri sebagai upaya pensucian jiwa hendaklah kita melepaskan sejenak fikiran kita. Perhatikan dan rasakan setiap detak jantung. Perhatikan dan rasakan setiap tarikan dan hembusan nafas sehingga seluruh sel yang ada dalam diri wadag kita bekerja dengan baik. Mata, telinga, penciuman, perabaan bisa bekerja dengan baik. Tanyakan pada diri apakah itu hidupmu?   Atau kalau kita bertanya kepada diri kita sendiri "Apakah ini hidupku?".

2 Desember 2023.
    

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAJULUN YAS'A ( رجل يشعي )

BELAJAR AL QUR'AN

LINGSEM DAN BANGKAI