MANUSIA BERKESADARAN

MANUSIA BERKESADARAN

Oleh : Tikno Adi.


Pendahuluan.

     Judul di atas terdiri dari dua kata. Manusia dan Kesadaran. Siapa itu manusia dan apa itu kesadaran. Saya hanya fokus pada kata kesadaran bukan pada kata manusia, karena saya yakin bahwa setiap diri kita adalah manusia. Salah satu makhluk ciptaan Allah SWT yang dihadirkan di bumi ini dengan tujuan untuk menjadi KhalifahNya. Kita akan mampu mendefinisikan atau mendeskripsikan diri kita sebagai manusia jika kita sudah benar-benar mengenali diri sejati kita. 

     Kesadaran berasal dari kata sadar yang memiliki arti insyaf, merasa, tahu dan mengerti. Sadar juga berarti ingat kembali dari tidur, bangun atau siuman dari pingsan. Itu artinya bahwa kesadaran berarti dalam keadaan insyaf, tahu atau mengerti. Manusia berkesadaran adalah manusia dalam keadaan insyaf, tahu atau mengerti. Pertanyaannya apakah yang dia insyafi dan ketahui atau mengerti? Sesuai tema atau judul tentang manusia berkesadaran tentu saja keinsyafan atau pengetahuan atau pengertian tentang jati diri dan eksistensinya sebagai manusia. Banyak sekali disebut dalam Al-Qur'an tentang kondisi manusia yang tidak sadar. Ketidaksadaran manusia dipicu oleh ketidak maksimalnya menggunakan potensi yang ada pada dirinya terutama akal dan fikiran sehingga sering dipertanyakan dalam Al-Qur'an. "Afala ta'qilun, afala tatafakkarun, afala yatadzakkarun?". Al-Qur'an juga banyak menyebutkan tentang kebanyakan manusia yang tidak beriman, mengetahui, fasiq. Untuk lebih jelasnya kita lihat dibeberapa ayat sbb. : 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَاِ ذَا جَآءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَا لُوْا لَـنَا هٰذِهٖ ۚ وَاِ نْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَّطَّيَّرُوْا بِمُوْسٰى وَمَنْ مَّعَهٗ ۗ اَ لَاۤ اِنَّمَا طٰٓئِرُهُمْ عِنْدَ اللّٰهِ وَلٰـكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ

"Kemudian apabila kebaikan (kemakmuran) datang kepada mereka, mereka berkata, "Ini adalah karena (usaha) kami." Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan pengikutnya. Ketahuilah, sesungguhnya nasib mereka di tangan Allah, namun kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 131)

Ini salah satu dari sekian banyak ayat yang menjelaskan begitu banyaknya orang yang tidak sadar karena ketidaktahuannya terhadap eksistensi dan jatidirinya.

Manusia Yang Berkesadaran 

     Imam Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin mengelompokkan manusia menjadi empat:

1. Rojulun Yadri wa Yadri Annahu Yadri (seseorang yang tau (berilmu), dan dia tau kalau dirinya tau).

2. Rojulun Yadri wa Laa Yadri Annahu Yadri (seseorang yang tau (berilmu), tapi dia tidak tau kalau dirinya tau).

3. Rojulun Laa Yadri wa Yadri Annahu Laa Yadri (orang yang tidak tau dan mengetahui bahwa ia tidak tau).

4. Rojulun Laa Yadri wa Laa Yadri Annahu Laa Yadri (orang yang tidak tau dan tidak mengetahui bahwa ia tidak tau).

Untuk lebih ke subtansi pembahasan sesuai tema, kita fokus pada poin tiga dan empat. Pertanyaannya kita saat ini posisinya di mana? Apakah kita masuk kelompok tiga atau empat? Jika kelompok tiga barangkali kita termasuk orang yang sadar. Orang yang sadar menjadi orang yang berkesadaran tentu harus melewati proses pembelajaran meniti ke dalam diri agar mengenali jatidirinya agar tidak lupa kepada Allah SWT dan dirinya. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَا تَكُوْنُوْا كَا لَّذِيْنَ نَسُوا اللّٰهَ فَاَ نْسٰٮهُمْ اَنْفُسَهُمْ ۗ اُولٰٓئِكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ

"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik." (QS. Al-Hasyr 59: Ayat 19)

     Tentu untuk mengenali dirinya tidak lepas dari mengetahui proses penciptaan akan dirinya. Untuk apa diciptakan dan kemana akan dikembalikan? Masing-masing pertanyaan itu kita harus menemukan jawaban sehingga tumbuh kesadaran dan menjadi manusia yang berkesadaran. Allah SWT akan membimbing kepada orang-orang yang berkehendak untuk belajar mencari tahu tentang jatidiri dan eksistensinya.

     Orang yang dalam kategori kelompok empat, inilah orang-orang yang tertutup mata qalbunya. Orang-orang yang tidak akan mendapatkan pertolongan. Mereka tidak tahu kalau dirinya tidak tahu apalagi sok tahu padahal tidak tahu dan tidak mau mencari tahu. Mohon maaf, biasanya orang semacam ini bukan orang awam. Justru malah dibalut oleh kain kehormatan. Sederetan gelar dan atribut keduniawian banyak tersemat pada dirinya.

Penutup

      Untuk menjadi manusia yang berkesadaran hanya satu kenali dirimu dan kenali Tuhanmu. Allah SWT menurunkan Al-Qur'an sebagai surat. Ini merupakan bentuk Kasih Sayang Allah kepada hambaNya. Sekali lagi surat bukan pasal. Itu artinya ketika ketika membaca surat dari Yang Maha Mencintai kita tentu itu merupakan curahan Kasih Sayangnya kepada kita. Lantas pesan apa yang disampaikan? Tentu berita yang membahagiakan. 


21 Desember 2022.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAJULUN YAS'A ( رجل يشعي )

BELAJAR AL QUR'AN

LINGSEM DAN BANGKAI