JANGAN LUPA NASIBMU DI DUNIA

 



JANGAN LUPA NASIBMU DI DUNIA

Oleh : Tikno Adi

    Tulisan kali ini saya mengajak untuk mentadabburi satu ayat dari firman Allah SWT Surat ke 28 Al Qasas ayat 77. Sebelumnya mari kita cermati angka 28 dan 77. Dua puluh delapan kalau kita jumlahkan menjadi sepuluh, 1 dan 0. Kata "ada (1)" krena "tidak ada (0). Sebenarnya untuk mengenali Allah kita harus mengosongkan fikiran kita, melepaskan semua atribut keduniawian kita. Keberadaan kita dan semua yang ada di semesta karena Allah yang maujud.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

هُوَ الْاَ وَّلُ وَا لْاٰ خِرُ وَا لظَّاهِرُ وَا لْبَا طِنُ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
"Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir, dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 3)

سَنُرِيْهِمْ اٰيٰتِنَا فِى الْاٰ فَا قِ وَفِيْۤ اَنْفُسِهِمْ حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُ الْحَـقُّ ۗ اَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ اَنَّهٗ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?"
(QS. Fussilat 41: Ayat 53)
     Angka 7 dalam Al Qur'an merupakan angka yang istimewa. Tujuh lapis langit, tujuh lapis bumi. Surat Alfatihah disebut tujuh ayat yang diulang-ulang. Orang melakukan lempar jumroh, tawaf, sa'i masing-masing tujuh kali. Rasulullah saw ketika isra mi'raj mencapai As Sidratul Muntaha sesudah melampaui tubuh langit.
     Tadabbur kita kali ini S.Al Qasas ayat 77. Ada apa dengan angka 77? Tentu ada pesan yang sangat luar biasa dalam ayat tersebut yang harus dielaborasi. Jangan-jangan selama ini ada yang salah memahami ayat ini sehingga tidak berdampak pada kehidupan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا بْتَغِ فِيْمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّا رَ الْاٰ خِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَ حْسِنْ كَمَاۤ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْـفَسَا دَ فِى الْاَ رْضِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 77)

     Sesuai tema kita kali ini penekanannya pada "Jangan melupakan nasibmu di dunia dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu". Kita sering mendengar narasi bahwa kehidupan dunia tidaklah terlalu penting sehingga Allah SWT memerintahkan " jangan melupakan". Sementara semua fasilitas yang Allah berikan dalam kehidupan ini difokuskan untuk mencari Akhirat. Tidak ada yang salah dalam narasi ini tetapi yang menjadi persoalan adalah persepsi tentang akhirat. Ketika terjadi kehancuran alam semesta kemudian manusia menjalani proses peradilan dst, dst. Mari kita sejenak membaca satu ayat QS  Ad Duha ayat  4 sbb :

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَـلْاٰ خِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُ وْلٰى 
"dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan."(QS. Ad-Duha 93: Ayat 4)
Yang dimaksud akhirat di sini adalah hari kemudian. Itu artinya bisa besok, lusa, Minggu depan dst. Sedangkan sejatinya hidup kita di dunia adalah hari ini, saat ini, sekarang. Banyak orang yang sering menunda-nunda pekerjaan atau bahkan membuang waktu dan kesempatan yang Allah berikan dengan sia-sia. Apa yang mereka dapatkan? Penyesalan. Ada yang pada akhirnya mereka hidup di masa lalu. Hidup dalam kesedihan. Mengapa dahulu tidak mau belajar, bekerja dengan baik dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan pada dirinya yang hanya bisa dijawab dengan kesedihan yang berkepanjangan.
     Dengan demikian "Dan carilah  negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia.." akan terbangun mindset yang baru bagaimana kita menggunakan semua fasilitas hidup yang Allah berikan kepada kita hari ini, saat ini, sekarang untuk membangun hari kemudian. Lantas apa yang dimaksud dengan " jangan melupakan nasibmu di dunia? Dunia kita kan hari ini, tetap kita jaga dan pelihara. Tetap menjaga keseimbangan dalam hidup agar tetap eksis dan dapat melakukan yang terbaik. Semua itu kita lakukan dengan Istiqomah sebagaimana Allah SWT telah berbuat baik kepada kita.
     Sebagai penutup ayat : " dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan." Bumi yang terkecil adalah tubuh kita sendiri karena tercipta dari saripati tanah. Jaga kesehatan dalam artian memelihara organ tubuh agar tetap sehat. Dengan selalu menjaga hati dan tetap waspada serta mengikuti pola hidup sehat. Ketika terbangun dari tidur, berterima kasihlah pada seluruh organ tubuh yang tetap dan terus bekerja tanpa tidur sehingga kita masih memiliki kesempatan untuk berbuat baik. Semua itu dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Yang Maha Hidup. Dialah Allah yang tiada yang disembah kecuali Dia yang Maha Hidup dan Maha Jumeneng, tidak pernah nangtuk dan tidak pernah tidur......@.

3 Desember 2022.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAJULUN YAS'A ( رجل يشعي )

BELAJAR AL QUR'AN

LINGSEM DAN BANGKAI