JANGAN LUPA NASIBMU DI DUNIA (2)

 JANGAN LUPA NASIBMU DI DUNIA (2)



     Di bahasan yang pertama bahwa Darul Akhirat yang menjadi prioritas dalam pencapaian terminologi akhirat yang kita pakai adalah QS. Ad Duha : 4 yakni Hari Kemudian.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَـلْاٰ خِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُ وْلٰى 

"dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan."

(QS. Ad-Duha 93: Ayat 4).

     Pernahkah kita mendengar atau melihat dengan mata kepala tentang seseorang yang di usia senja mengalami penderitaan dan kesedihan yang mendalam. Ada penyesalan yang berkepanjangan yang menggelayuti hidupnya. Mengapa dahulu ketika masih muda menyia-nyiakan kesempatan untuk belajar? Mengapa dahulu masih sehat tidak untuk bekerja dengan penuh tanggung jawab? Mengapa ketika berumah tangga tidak membangun keluarga yang sakinah, membesarkan dan mendidik anak-anak agar menjadi orang yang bermanfaat? Dan masih banyak pertanyaan “mengapa” yang justru makin memperdalam penyesalan. Dari sekian banyak pertanyaan intinya bahwa penyesalan yang dirasakan saat ini karena mengabaikan dan menyia-nyiakan kesempatan yang Allah berikan. Harta Karun yang paling berharga adalah kesempatan. Kesempatan itu adanya hari ini, saat ini, sekarang. Itulah realitas hidup yang sebenarnya. Itu jangan diabaikan apalagi dilupakan. Walaa tansa nashibaka min-addunya, dalam rangka mencari kehidupan di hari kemudian yang lebih baik.

     Lantas bagaimana dengan mindset yang sudah terbangun selama ini bahwa Hari Akhirat itu nanti ketika alam semesta ini hancur kemudian memasuki hari peradilan? Itu urusan nanti hak prerogatif Allah SWT. Biarkan itu menjadi keyakinan dan spirit untuk melakukan yang terbaik.  Dengan demikian secara otomatis telah mempersiapkan sejak saat ini dengan mengoptimalkan karunia Allah untuk Akhirat. Yang lebih penting adalah membangun masa depan di Hari Kemudian. Kita memang tidak tahu apa yang akan terjadi besok, lusa, Minggu depan bahkan sampai nanti kalau kita di beri usia sampai tua. Tentu kita semua berharap kehidupan yang tenteram, bahagia bersama orang-orang yang kita cintai. Bukan sebaliknya, di usia senja kita malah menuai penderitaan dan kesengsaraan dengan ragam penyakit dan kondisi fisik yang kian melemah. Apapun yang kita terima saat ini adalah buah dari apa telah kita tanam. Kita sendirilah yang  menyulut sebabnya. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَا لَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ

"Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."(QS. Az-Zalzalah 99: Ayat 8)

     Begitu banyak orang yang di usia senja menghabiskan banyak biaya untuk berobat dan yang diupayakan sembuh adalah mengobati akibat. Itupun sudah tidak begitu berpengaruh karena sudah banyak organ tubuh yang rusak atau disfungsi. Oleh karenanya, sesegera mungkin untuk sadar akan amanah dan tanggung jawab selagi kondisi masih sehat dan prima.

   Dengan berpijak QS. 28 : 77 ( Al Qasas) hendaklah merekonstruksi mindset  kita untuk selalu berbuat kebaikan. Ada beberapa poin penting dalam ayat tersebut yang menjadi landasan kita melakukan perubahan sikap sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta Semesta Raya, Allah SWT.

1. Kesempatan hari ini, saat ini, sekarang hendaklah kita pergunakan untuk melakukan yang terbaik.

2. Tetap menjaga kondisi hari ini agar konsisten dalam melakukan kebaikan.

3. Berbuat baik dengan tulus dan tidak mengharapkan balasan. Kita dapat belajar dari makhluk lain yang bekerja untuk manusia tanpa mengharapkan penghargaan sedikitpun.

4. Tidak berbuat kerusakan baik kepada diri sendiri apalagi kepada orang lain dan makhluk- makhluk baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan.

Apapun yang kita terima saat adalah akibat. Hari ini, saat ini, sekarang jadilah penyebab semua yang ada di sekeliling kita menjadi bahagia.

4 Desember 2022.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAJULUN YAS'A ( رجل يشعي )

BELAJAR AL QUR'AN

LINGSEM DAN BANGKAI