MANUSIA UKHRAWI

Tikno Adi

     Untuk mengawali tulisan ini saya akan menyitir sebuah hadist Rasulullah saw. 

Perumpamaan apa yang diturunkan oleh Allah Ta’ala kepadaku berupa petunjuk dan ilmu itu adalah seperti air hujan (”ghoits”) yang jatuh ke bumi” (HR. Muslim no. 6093)

Dengan turunnya hujan tentu saja akan tumbuh ragam tanaman yang akan berdampak pada kondisi lingkungan yang semakin asri yang membawa nuansa kenyamanan.  Lantas bagaimana dengan ilmu yang seperti air hujan, tentu saja ilmu yang diterima oleh orang siap menerimanya dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya. Untuk itu mari kita telaah lebih dalam firman Allah swt :

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَسَلَـكَهٗ يَنَا بِيْعَ فِى الْاَ رْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهٖ زَرْعًا مُّخْتَلِفًا اَ لْوَا نُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَـرٰٮهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَجْعَلُهٗ حُطَا مًا ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَذِكْرٰى لِاُ ولِى الْاَ لْبَا بِ

"Apakah engkau tidak memperhatikan, bahwa Allah menurunkan air dari langit, lalu diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi, kemudian dengan air itu ditumbuhkan-Nya tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, kemudian menjadi kering, lalu engkau melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal sehat."

(QS. Az-Zumar 39: Ayat 21)

Sebelum kita masuk ke kedalaman dan keluasan ilmu Allah swt, sejenak kita cermati siklus daun yang terkadang manusia lebih mulia dari daun. Setelah hujan turun, maka pepohonan akan tumbuh subur dengan dedaunan yang menghijau, kemudian lama kelamaan menjadi kuning dan jatuh ke bumi dan terurai menjadi pupuk dan kembali bermanfaat. Lantas bagaimana dengan kita, setelah menua dan mati dikubur dalam tanah apakah masih memberikan manfaat? 

Untuk menjadikan hidup itu memberikan manfaat dan maslahat bukan saja untuk orang lain tetapi juga makhluk yang lain dan lingkungan kita harus mengkondisikan diri kita untuk membuka seluas-luasnya kelimpahan hujan Rahmat dari langit rohaniah kita. Orang-orang yang berbuat kebaikan dan tetap sabar, maka Allah maka Allah swt akan memberikan balasan tanpa batas. Ketika manusia membatasi berbuat baik dan kesabaran sama halnya membatasi hujan rahmat yang tak terbatas. Terkadang ada nasehat yang kelihatannya baik, moralis ketika seseorang berlaku sabar, kamu itu terlalu baik dan sabar padahal si fulan telah menzalimi kamu. Akhirnya berdampak pada perubahan sikap yang tadinya sabar kemudian membatasi kesabaran itu terhadap orang yang berbuat tidak baik, sementara Allah memerintahkan "wayadra-uuna bil hasanatis-syai-at", itu artinya telah membatasi Rahmat atau kasih sayang-Nya. 

    Kembali pada QS. Az Zumar : 21. Allah swt menurunkan hujan Rahmat dari langit ruhani ke bumi (diri manusia) agar menjadi sumber-sumber air kehidupan dan memberikan banyak manfaat bukan saja kepada orang lain tetapi juga semua makhluk yang ada. Karena dalam dirinya telah tumbuh aneka pohon yang berwarna warni. Pohon kearifan, kebijaksanaan, kesabaran, kasih sayang.  Keberadaannya memberikan rasa nyaman bahkan kehadirannya sangat dirindukan. Semoga kita menjadi pribadi yang terkondisi untuk dapat menerima curahan hujan rahmat karena selalu menjaga kesucian jiwa dari hal yang buruk dan dapat menutup pintu Rahmat yang tak terbatas dari Yang Maha Tak Terbatas. 

Jum'at, 2/4/2021



Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAJULUN YAS'A ( رجل يشعي )

BELAJAR AL QUR'AN

LINGSEM DAN BANGKAI