JUNDULLAH

Gus Dolah.

Saya fikir korona tidak akan menghinggapi kaum dhuafa dan kawulo alit yang hidupnya serba susah. Justru dampak berbagai kebijakan oleh pemerintah itu yang semakin mwmyusahkan. Bertahun-tahun mulai dari orla, orba hingga saat ini repotnasi, belum merasakan keadilan sosial sebagai rakyat Indonesia, sekarang harus menahan penderitaan korona.

Apakah korona memang sengaja dibuat oleh elite global dengan tujuan untuk melumpuhkan perekonomian global dan mereka dengan semaunya akan membuat regulasi baru demi menguasai dunia, itu silahkan saja. Tapi apakah kita sadar bahwa siapa yang membolak balikan hati dan menggerakkan mereka sehingga terjadi seperti sekarang ini? Artinya keterlibatan Tuhan tidak bisa dinafikan. Bukankah kelahiran seorang bayi sepenuhnya karena peran Tuhan sementara orang tua bayi hanya merupakan kepanjangan tanganNya dan hanya merasakan nikmatnya bercinta tanpa ada jaminan pasti hamil. Demikian juga korona, silahkan saja keserakahan dan kesombongan ingin menguasai dunia, akan tetapi apakah yang maha menguasai hidup akan diam melihat kemusyrikan, kemunafikan dan kefasikan bebas leluasa. Apakah dengan tidak adanya Kanjeng Nabi Muhammad saw, orang hanya menyanjungnya lewat lagu dan syi'ir, sementara Allah dan Rasulnya diselingkuhi dalam berpolitik, bersosial, berekonomi dan berbudaya. (Khazanah, Mana Pewaris Nabi?caknun.com).

Demikian juga negeri ini, apakah Pandemi korona ini ujian, teguran atau azab? Jika ujian berarti akan diangkat derajatnya, jika teguran tentu ada ada kesalahan yang mesti diperbaiki dan jika azab pasti kekufuran yang menyebabkan berbuat kezaliman dalam mengelola negara. Untuk mengindentifikasi apakah ujian, teguran atau azab parameternya sudahkah negeri ini dikelola untuk menegakkan KEADILAN bagi seluruh rakyat Indonesia? Negeri ini dibangun atas dasar sebuah kesadaran kolektif yang menghasilkan konsensus bahwa kemerdekaan yang dicapai merupakan Rahmat dari Allah swt. dan berkomitmen untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ يَكْفُرُوْنَ بِا للّٰهِ وَرُسُلِهٖ وَيُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّفَرِّقُوْا بَيْنَ اللّٰهِ وَرُسُلِهٖ وَيَقُوْلُوْنَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَّنَكْفُرُ بِبَعْضٍ ۙ وَّيُرِيْدُوْنَ اَنْ يَّتَّخِذُوْا بَيْنَ ذٰلِكَ سَبِيْلًا ۙ 
"Sesungguhnya orang-orang yang ingkar kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud membeda-bedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan, Kami beriman kepada sebagian dan kami mengingkari sebagian (yang lain), serta bermaksud mengambil jalan tengah (iman atau kafir),"
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 150)

Agama hanya dijadikan formaliitas saja dan legalitas jika diperlukan untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Agama bukan sistem nilai yang dijadikan "marjak" dan Tuhan hanya dijadikan pelengkap di awal dan di akhir acara tanpa menghiraukan keberadaan dan aturanNya. Keingkaran terhadap rahmatNya dengan mengabaikan keberadaan dan aturanNya adalah bentuk kezaliman. Jangan - jangan wabah korona ini adalah jundullah yang sengaja diturunkan agar kembali sadar, secanggih apapun ketahanan dan pertahanan yang dibangun ternyata lumpuh dan rapuh.
*******





Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAJULUN YAS'A ( رجل يشعي )

BELAJAR AL QUR'AN

LINGSEM DAN BANGKAI