TUJUH (3)

Oleh: T. Adhi

3. Seorang yang hatinya bergantung ke masjid.

Keberadaan masjid di zaman Nabi saw bukan sekedar untuk melakukan ibadah ritual, tetapi lebih kepada fungsi pendidikan dan sosial. Sebagai tempat untuk bermusyawarah untuk menyelesaikan persoalan umat. 

     Seorang yang dalam hadits Nabi saw disebut sebagai "rajul" adalah seorang yang memiliki komitmen untuk memakmurkan masjid dan memiliki kepedulian terhadap terhadap persoalan keumatan. Shalat dan zakat adalah dua amal ibadah yang tidak dapat dipisahkan. Dengan berjamaah di masjid bukan sekedar untuk meraih pahala yang besar tetapi sebagai wahana untuk mengindentifikasi persoalan umat. Rasulullah saw sehabis mengimami shalat berjamaah beliau berbalik menghadap makmum sambil memperhatikan masing jamaah. Pernah beliau melihat seorang sahabat yang wajahnya lesu lantas di tanya ada persoalan apa? Ternyata beberapa hari tidak makan, lantas beliau bertanya pada yang lain, siapa yang di rumahnya ada makanan. Beberapa sahabat mengacungkan tangan bahwa di rumahnya ada makanan. Maka selesailah satu dari persoalan umat. 
.    Adakah saat ini orang yang memiliki kepedulian sosial dan menjadikan masjid sebagai sentral kegiatan untuk menyelesaikan masalah umat? Jika masjid-masjid dijadikan sentral pendidikan umat, menjaga aqidah umat dan berbagai kegiatan sosial serta sebagai solusi persoalan umat, insyaallah orang-orang-orang yang memiliki komitmen dan istiqamah memakmurkan masjid, itulah rajulun qalbihi mu'allaqul 
masajid  yang dinaungi Allah di saat tidak ada naungan selain naunganNya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAJULUN YAS'A ( رجل يشعي )

BELAJAR AL QUR'AN

LINGSEM DAN BANGKAI