TUJUH (2)

Oleh : T. Adhi.

     Untuk tulisan kali ini saya menjadikan TUJUH sebagai dasar koreksi dan evaluasi mengapa Allah swt tidak memberikan naunganNya kepada negeri ini sehingga ikut terpuruk. Prof. Azyumardi Azra dalam sebuah telewicara dengan sebuah TV Swasta Nasional mengatakan banyak masyarakat bawah yang kelaparan akibat keterlambatan pemerintah dalam menangani wabah coronavirus terutama dampak sosial ekonomi. Artinya bahwa wabah coronavirus ini berdampak multi dimensi terhadap kehidupan sebagai sebuah bangsa.
     Mari kita mencoba menggali kondisi saat ini dengan TUJUH parameter sebagaimana Dawuh Kanjeng Nabi Muhammad saw.

1. Imam yang Adil.

Imam dalam bahasa Indonesia dimaknai pemimpin. Dalam terminologi Islam pemimpin memiliki beberapa istilah. Imam, amir, ra'in, khalifah. Nabi saw. menyebut Imam, narasi yang tepat untuk Imam adalah pemegang komando tertinggi dalam sebuah wilayah. Bisa Presiden, Gubernur, Bupati - Wali Kota dan Kepala Desa. Adakah atau sudahkah para Imam di negeri ini berlaku adil dan mewujudkan Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat yang merupakan tujuan dalam membangun bangsa ini? Tiga perempat abad negeri ini didirikan, sejauh ini kata Mbah Nun tak kunjung negara. Artinya bahwa tujuan bernegara sebagaimana Sila V, mewujudkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bagaimana penegakan hukum dijalankan? Bagaimana ekonomi berjalan? Kesenjangan, ketidakadilan selalu menjadi isu yang tak pernah pudar untuk dibicarakan.
    Sudahkah keadilan di negeri ini sudah benar-benar ditegakkan?

2. Seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh.

    Sebagai pemimpin yang dituntut berbuat adil maka melakukan kaderisasi dan menyiapkan generasi yang tidak saja cerdas secara intelektual tetapi harus juga cerdas spiritual. Pemimpin yang adil harus melihat manusia dari dua aspek. Aspek jasmani dan aspek rohani. Apalagi sudah nyata-nyata menyatakan sebagai Negara yang ber Ketuhanan yang Maha Esa. 
     Generasi yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah adalah out put sebuah proses pendidikan yang diidamkan. Tanggung jawab Pemimpin  Yang Adil adalah menjaga aqidah umat apapun agama mereka. Tidak ada satu agama di dunia ini yang mengajarkan keburukan. Ketika agama difahami bukan sekedar informasi tentang agama itu tetapi lebih ke kedalaman nilai dan menjadi sebuah keyakinan maka our putnya adalah keharmonisan dan keindahan. 
    Bagaimana dengan pendidikan di negeri ini? Apakah telah mampu melahirkan generasi yang memiliki keseimbangan antara antara intelektual dan spiritual? 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAJULUN YAS'A ( رجل يشعي )

BELAJAR AL QUR'AN

LINGSEM DAN BANGKAI