RUMAH ALLAH

28/4/2020

     Allah Subhanahu swt. berfirman dalam hadits Qudsi:
اِنَّ بُيُوُتِى فِ الْارَضِ الْمَسَاجِدُ وَاِنَّ زُوَّاِفِيهَا عُمَّارُهَا
Sesungguhnya rumah-rumah-Ku di bumi adalah masjid-masjid, dan para pengunjungnya adalah orang-orang yang memakmurkannya.” (HQR. Abu Na’im dari Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhuma).

   Berangkat dari sebuah hadits qudsi, Allah azza wajalla menegaskan "RumahKu di bumi adalah masjid-masjid, yang mengunjunginya adalah yang memakmurkannya". Dengan pemberlakuan PSBB untuk jangka waktu tertentu tidak diperbolehkan shalat berjamaah. Selama hari yang ditentukan masjid tidak ada kegiatan beribadah alias ditutup. Ini sebuah fenomena atau pertanda, masjid yang sejak awal didirikan oleh Rasulullah saw, masjid Kuba, masjid Nabawi memiliki banyak fungsi. Berangkat dari Rumah Allah azza wajalla inilah berbagai persoalan umat dapat diselesaikan dengan kejernihan hati.

Ada dua fungsi yang sekaligus dapat dipecahkan jika ada persoalan umat yang membutuhkan penyelesaian. Pertama secara syari'at yang berkaitan dengan akar persoalan. Ini sebuah keniscayaan, karena kewajiban ikhtiar bagi setiap manusia dengan fasilitas dan sarana yang telah Tuhan berikan. Kedua, menyerahkan setiap persoalan kepada Yang Maha Pemberi Solusi. Masjid yang merupakan representasi Rumah Allah swt adalah media yang sangat pas untuk mengupayakan setiap persoalan umat agar dapat segera mendapatkan jalan keluar.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ وَاَ قَا مَ الصَّلٰوةَ وَاٰ تَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ فَعَسٰۤى اُولٰٓئِكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ
"Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan sholat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk."
(QS. At-Taubah 9: Ayat 18)

Dalam situasi saat ini, adanya wabah korona Covid 19 dapat dimaklumi ketika masjid-masjid di jalan-jalan protokol dan pusat kota ada upaya untuk melakukan tindakan preventif, meniadakan shalat berjamaah meskipun sebenarnya ada alternatif tindakan lain. Yang perlu diwaspadai adalah musafir yang belum jelas identitasnya, dari mana asalnya. Akan tetapi masjid-masjid NDESO yang jamaahnya dikenali tiba-tiba masjid ditutup. Terkadang ada logika lucu banget sebagai manusia yang mengaku berTuhan tetapi tidak yakin terhadap Tuhan. Masjid itu rumah Allah dan yang datang ke masjid itu menjadi tamuNya. Korona itu makhluk Allah, maka sangat mustahil jika Allah menggerakkan makhluknya dengan orang yang terpapar sebagai kepanjangan tanganNya untuk menularkan kepada tamuNya. Hanya saja memang perlu ikhtiar sesuai Standar Kesehatan.

Negeri ini butuh do'a orang yang terzalimi. Selama ini ketidakadilan dengan segala dimensinya selalu berpihak pada kawulo alit. Allah sedang merindukan doa orang yang teraniaya agar pintu langit terbuka. Korona adalah bagian dari makar Allah untuk membuka mata hati dan kesadaran ternyata secanggih apapun ilmu pengetahuan manusia yang melahirkan kerakusan dan kesombongan ternyata rapuh dan lumpuh menghadapi makhluk kecil yang manusia melabeli "korona".
********


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAJULUN YAS'A ( رجل يشعي )

BELAJAR AL QUR'AN

LINGSEM DAN BANGKAI