HAJI DAN ABDULLAH (2)

Oleh : cak Tik

     Untuk tetap menjadi manusia yang selalu wukuf, "innalillahi wa inna lillahi raji'un ", secara kontekstual dan konsisten butuh perjuangan yang sangat berat . Manusia harus melakukan jumrah secara terus menerus untuk melawan dorongan nafsu yang cenderung melalaikan dari khittah sebagai manusia. Disinilah letak perjuangan manusia agar "ilaihi raji'un".
     Tak satupun manusia yang tidak takut kehilangan sesuatu yang dicintainya. Istri, anak,  harta, kedudukan dan masih banyak lagi yang memikat hati. Kecintaan yang berlebihan akan berakibat fatal. Bukan cinta yang melahirkan kasih sayang tetapi malah menjadikan rakus dan serakah. Setiap detik selalu datang menyelinap ke hati manusia untuk berbuat aniaya dengan ditampakkan kesenangan seolah abadi. Itulah bisikan syetan yang berusaha menjatuhkan dalam kezhaliman. Manusia harus mampu melakukan jumrah untuk mengusirnya. Agar tetap terjaga hati dan jiwa tetap fokus pada tujuan sejatinya bertemu Rabbnya meskipun untuk kembali kepadaNya harus melalui jalan terjal perjuangan yang tak kunjung mengenakkan. Justru sesuatu yang menurut akal dan logika tidak bisa dinalar, tetapi bisa menjadi sesuatu yang indah.
     Bukankah berhaji itu tidak enak, dibutuhkan kemampuan prima untuk dapat menjalankan. Fisik, mental, jiwa, harta dan terutama kebersihan hati dan kejernihan akal agar bukan haji teknis atau syari'at saja, tetapi tingkat spiritualitas yang kian meningkat untuk mendekatkan dan menyatu dengan Rabbnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAJULUN YAS'A ( رجل يشعي )

BELAJAR AL QUR'AN

LINGSEM DAN BANGKAI