MEMBACA SYAHADAT, BELUM BERSYAHADAT?

Oleh : Cak Tikno

     Saya masih ingat apa yang Kyai Masduki sampaikan. Banyak orang yang membaca syahadat tetapi belum bersyahadat. Kalau sekedar membaca apa susahnya? Apa dengan sekedar membaca syahadat serta merta seseorang disebut muslim? Saya teringat, seorang beragama Kong Hu Cu masuk Islam, dia berikrar dengan membaca syahadat di sebuah masjid disaksikan oleh jama'ah usai shalat jum'at. Tentu ini melalui proses perjuangan yang panjang untuk menemukan persepsi kebenaran tentang islam sehingga dia memutuskan beragama islam kemudian secara syari'at membaca syahadat yang kemudian berkomitmen untuk menjalankan syariat agama secara silmi kaffah.
    Lalu bagaimana dengan orang-orang yang sejak lahir sudah beragama islam lantaran orang tua beragama islam? Apakah memahami tentang syahadat? Kalau memahami tentu akan berimplikasi terhadap sikap dan perilaku yang membawa kebaikan, karena pada prinsipnya output keber-agamaan melahirkan kebaikan. Fastabiqul khairat, berlombaberlomba-lomba dalam kebaikan bukan mencari pembenaran.
    Ketika Jibril datang kepada Rasulullah saw dan menanyakan "Ya Muhammad! Beritahu aku tentang Islam, beliau Rasulullah saw menjawab "antasyhada anlaa ilaaha illallah... .", kamu bersyahadat, tidak ada sesembahan selain Allah... ". Antasyhada itu fi'il mudhari' , kata Kyai, maknanya sedang dan selalu bersaksi, menyaksikan, melihat. Artinya, kapanpun dan di manapun seorang muslim itu menyaksikan atau melihat Allah sehingga sangat tidak mungkin seorang muslim berbuat maksiat . jibril memanggil tidak Ya Rasulullah , tetapi menyebut nama beliau, itu maknanya bersyahadat seseorang terhadap Allah swt harus diikuti bersyahadat kepada sosok Muhammad sebagai Rasulullah. Menjadikan Rasulullah sebagai uswah terutama akhlak beliau. Bagaimana beliau menjadi pemimpin umat , bagaimana bersosialisasi, bagaimana menjadi suami dan kepala rumah tangga? Bahkan perilaku beliau mulai bangun tidur didalam menjalani aktivitas keseharian?
     Fenomena yang terjadi, rendahnya budi pekerti, kemaksiatan dan kemunkaran terjadi di semua sendi-sendi kehidupan bermasyarakat bahkan bernegara. Kejahatan dari tingkat yang kecil sampai yang besar, korupsi seperti sudah membudaya, mungkin salah satu jawabanjawabannya, mereka baru sekedar membaca syahadat tetapi belum bersyahadat. Semoga kita termasuk orang-orang yang bersyahadat , kapanpun dan di manapun merasakan kehadiran Allah swt, insyaallah akan terbimbing untuk berbuat kebaikan dan perbaikan.

24 Juli 2018.
   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAJULUN YAS'A ( رجل يشعي )

BELAJAR AL QUR'AN

LINGSEM DAN BANGKAI