JIWA MELAYANI (2)

Catatan 2
Oleh : cak Tikno

     Ini bukan kebetulan . Tidak ada di dunia ini yang serba kebetulan. Apa yang terjadi sudah tertulis di servernya Allah swt .Lauhul Mahfudz. Jangankan peristiwa yang besar, selembar daun yang jatuh ke bumi itu sudah tertulis. Artinya segala sesuatu yang terjadi tidak terlepas dari skenario Sang Maha Pembuat Skenario. Dalam proses aktualisasi ketika hati ini berharap ingin bertemu dengan seseorang, pada saat itulah terjadi kehendakNya "kun" maka berproseslah "fayakun" untuk mewujudkan harapan itu. Bukankah yang menggerakkan hati untuk berkehendak atau berharap itu Dia, maka Dia jugalah yang memproses mengaktualisasikan.

     "Suaminya bu Nur Fadhilah, ya? " sapaan itu mengagetkan aku yang sedang asyik menulis artikel di HP di teras kamar. "Monggo, nyusul konco-konco". Dia adalah sang Wabup terpilih, datang menjemputku. Satu kehormatan, aku yang bukan siapa-siapa dan apa-apa dijemput dan duduk berdampingan dengannya. Akan tetapi semua aku kembalikan kepada yang mengatur hidup, terlepas bagaimana prosesnya, semua tidak terlepas dari skenarioNya. Kun fayakun, semua tidak akan sulit, biroktratif, dan segala macam bentuk prosedur yang dibuat oleh manusia yang justru malah menyulitkan.
     Terlepas dari kejadian itu, aku hanya bisa menangkap signal bahwa semua tidak terjadi serta merta. Semua ada yang melatarbelakangi terjadinya. Ada tiga dimensi waktu terkait keterwujudannya. Yang lampau, sekarang dan yang akan datang. Dimensi waktu inilah yang harus terus diperhatikan. Waltandzur nafsun maa qaddamat lighaad. Selalu mewaspadai setiap gerak yang berawal  tata niat, rencana yang akan dilakukan hingga pengejawantahan dan kembali melakukan instropeksi.
     Bukan kegeden rumongso, jika memang diperjalankan untuk melakukan perbaikan, apapun bentuk  mandat yang diberikan, tidak ada argumen yang bisa diungkapkan, kecuali menjalaninya. Diam. Semua Dia sendiri yang akan memfasilitasi.


   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAJULUN YAS'A ( رجل يشعي )

BELAJAR AL QUR'AN

LINGSEM DAN BANGKAI