Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

JIWA MELAYANI (2)

Catatan 2 Oleh : cak Tikno      Ini bukan kebetulan . Tidak ada di dunia ini yang serba kebetulan. Apa yang terjadi sudah tertulis di servernya Allah swt .Lauhul Mahfudz. Jangankan peristiwa yang besar, selembar daun yang jatuh ke bumi itu sudah tertulis. Artinya segala sesuatu yang terjadi tidak terlepas dari skenario Sang Maha Pembuat Skenario. Dalam proses aktualisasi ketika hati ini berharap ingin bertemu dengan seseorang, pada saat itulah terjadi kehendakNya "kun" maka berproseslah "fayakun" untuk mewujudkan harapan itu. Bukankah yang menggerakkan hati untuk berkehendak atau berharap itu Dia, maka Dia jugalah yang memproses mengaktualisasikan.      "Suaminya bu Nur Fadhilah, ya? " sapaan itu mengagetkan aku yang sedang asyik menulis artikel di HP di teras kamar. "Monggo, nyusul konco-konco". Dia adalah sang Wabup terpilih, datang menjemputku. Satu kehormatan, aku yang bukan siapa-siapa dan apa-apa dijemput dan duduk berdampingan dengann

JIWA MELAYANI

Catatan kecil untuk cak Jumadi      Sebenarnya saya bukan apa-apa dan siapasiapa-siapa. Tidak ada hubungan saudara, kerabat, teman, organisasi atau apapun kecuali sama-sama anak cucu Adam yang memiliki tanggungjawab yang sama beribadah kepada Tuhan , entah jadi apa atau siapa. Dia teman kuliah isteriku, itulah yang menyebabkan saya bisa bertemu dengannya, mengenal lebih dekat meskipun tidak lama, tetapi saya bisa merasakan saat itu, dia terpilih menjadi orang nomor dua di Kabupaten Nganjuk.      Berangkat dari rumah terlintas di hatiku, aku harus berfoto dengannya. Itu naluri atau untuk kebanggaan, aku tidak tahu . Hanya saja ada dorongan yang kuat untuk itu. Bukankah setiap gerakan hati , niat, krenteg hati  itu Tuhan yang menggerakkan ? Hingga pada akhirnya saya dapat duduk berdampingan di mobil beliau dan dapat berselfie dengannya,setelah saya beri ucapan Selamat Mengemban Amanah. Dari sinilah saya mencatat sedikit tentang dia.     Saya melihat dirinya sangat lelah. Pasca dite

MEMBACA SYAHADAT, BELUM BERSYAHADAT?

Oleh : Cak Tikno      Saya masih ingat apa yang Kyai Masduki sampaikan. Banyak orang yang membaca syahadat tetapi belum bersyahadat. Kalau sekedar membaca apa susahnya? Apa dengan sekedar membaca syahadat serta merta seseorang disebut muslim? Saya teringat, seorang beragama Kong Hu Cu masuk Islam, dia berikrar dengan membaca syahadat di sebuah masjid disaksikan oleh jama'ah usai shalat jum'at. Tentu ini melalui proses perjuangan yang panjang untuk menemukan persepsi kebenaran tentang islam sehingga dia memutuskan beragama islam kemudian secara syari'at membaca syahadat yang kemudian berkomitmen untuk menjalankan syariat agama secara silmi kaffah.     Lalu bagaimana dengan orang-orang yang sejak lahir sudah beragama islam lantaran orang tua beragama islam? Apakah memahami tentang syahadat? Kalau memahami tentu akan berimplikasi terhadap sikap dan perilaku yang membawa kebaikan, karena pada prinsipnya output keber-agamaan melahirkan kebaikan. Fastabiqul khairat, berlombabe