PASTI KHAIRUNNAS? (2)

Tadabbur oleh : cak Adi T.

     Perbincangan mereka berempat berkembang ke berbagai aspek padahal tema yang dibicarakan siapa itu khairunnas.
     "Kamu ngantuk, Bul? " tanya Gus Dolah kepada Kabul yang sejak tadi hanya diam .
     "Mboten, Gus. Malah saya menunggu pendapat njenengan", jawab Kabul spontan.
     "Berarti kamu ikhlas , karena ikhlas merupakan sumber energi yang sangat luar biasa ", gus Dolah memotivasi.
 .....
     Gus Dolah menyitir dawuh Kanjeng Nabi saw : "khairunnas anfa'uhum linnas", sebaik-baik manusia yang memberikan kemanfaatan bagi orang lain. Dalam riwayat lain, seorang Arab Badui bertanya "Ya Rasulallah! Man khairunnas? Beliau menjawab : "man thaala umuruhu wahasuna 'amaluhu", orang yang panjang umurnya dan baik perbuatannya.
     "Begini! Secara tekstual atau sesuai teks, bahwa siapapun dia dan apapun agamanya, kalau dia memberikan kemanfaatan bagi orang lain dan perilakunya baik, ya orang baik. Atau sebaliknya kebetulan berKTP "muslim", perilakunya buruk malah menimbulkan mudharat kepada orang lain, ya dia jelek. Misalnya , kamu pas butuh uang , terus kamu dipinjami duwit sama tetanggamu yang kebetulan beda agama, masak kamu bilang, dia jelek! Kan enggak to? Terus ada pejabat korup, dia berKTP islam, masak kamu bilang baik! Kan nggak juga ".
     "Terus, bagaimana Gus ?" Tarmin bertanya dengan antusias.
     "Tapi secara kontekstual beda lagi. Apakah orang yang memberikan manfaat pada orang lain yang seolah-olah baik itu mesti baik ? Atau orang yang perbuatannya tampak ke permukaan itu baik  juga pasti baik? Kita tidak tahu apa yang melatarbelakangi seseorang melakukan sesuatu . Jangan-jangan ada tendensi lain sehingga melakukan kebaikan. Sebentar lagi pilkada, misalkan ada orang bagi-bagi duwit, itu kan memberikan manfaat dan merupakan perbuatan baik , tapi apakah orang yang membagikan duwit itu khairunnas? Ee ternyata itu money politik . Masih banyak lagi contoh yang lain dalam kehidupan ini yang ternyata kamuflase. Ketoke apik ternyata elek, ketoke elek ning apik. Baik dan buruk itu persepsi , bergantung dari mana kita memandang ".
     "Lalu apa makna khairunnas yang didawuhkan Kanjeng Nabi Muhammad saw? Tidak mungkin beliau yang maksum, sementara yang disabdakan timbul persepsi yang berbeda-beda? " Tarmin mengejar. Sementara Syukron dan Kabul diam menyimak.
     "Wah! Akalmu urip , Min! ujar Gus Dolah. "Begini .....", sambung Gus Dolah....
     "Yang dimaksud khairunnas oleh Kanjeng Nabi saw, ya muslim, tetapi bukan muslim sekedar identitas, label atau apapun namanya, tetapi muslim yang benar-benar muslim. Muslim yang merupakan  PERSONALITAS di hadapan Allahu Rabbul 'alamin. Muslim yang menjadikan Islam sebagai Ad-Diin dan sistem nilai dalam berperilaku. Di kesempatan lalu kan sudah kita bahas, iman, islam, ihsan. Kalau muslim harus mukmin maka pasti muhsin, selalu berbuat kebaikan, karena kapanpun dan di manapun merasakan kehadiran Allah. Itulah khairunnas yakni MUTTAQIN, hidupnya berusaha hanya untuk mencari ridhaNya. Wallahu a'lam .

3.Āli 'Imrān : 102

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.



   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAJULUN YAS'A ( رجل يشعي )

BELAJAR AL QUR'AN

LINGSEM DAN BANGKAI