MUSLIMKAH AKU? (1)

Oleh : cakTik

      Pertanyaan ini sebenarnya sudah lama tersimpan di hatinya dan akan ditanyakan kepada Gus Dolah. Entah mengapa pas lagi ngomong masalah lain menjadi sering lupa. Ini saat yang tepat untuk didiskusikan agar mendapat jawaban, paling tidak ada gambaran tentang minimal dirinya, di posisi yang tepat atau belum. Syukron bersungut-sungut menemui Gus Dolah .Kebetulan di situ ada Tarmin dan Kabul.
     "Kamu sepertinya ada masalah yang serius, Kron ?Tanya Gus Dolah. Dua sahibnya , Tarmin dan Kabul ikut memandang mimik Syukron yang memang agak sedikit berbeda dari biasanya.
   "Mboten, Gus! (tidak, Gus) , cuma memang ada pertanyaan yang sudah lama saya simpan ", jawab Syukron datar .
     "Cepet, Kron, utarakan. Biar nggak nggrundel di hati. Engkok dadi penyakit!" Kabul menyambung.  Tarmin hanya menduga-duga, apa masalahnya? Kelihatannya kok serius banget.
..........
    "Gus, apa saya ini sudah muslim? " Syukron mengawali pertanyaannya. Dua sahibnya tertawa.
    "Apa kamu lupa di KTPmu? " Kabul nyeletuk .
     "Aku ini serius, Bul! "
     "Aku juga serius "
     "Sudah, sudah! Pertanyaan Syukron belum selesai ", Gus Dolah menyela .
     " Begini, gus ! Setiap Jum'at kita diingatkan, bertakwalah kalian dengan sebenarnya takwa, jangan kalian meninggal dunia kecuali kalian dalam keadaan muslim. Berarti kita kan belum muslim? ". Mendengar pertanyaan ini Tarmin dan Kabul kaget dan terdiam.  Dalam hati mereka bertanya, iya, ya! Apa aku ini sudah menjadi muslim? Tiga sahabat, Tarmin, Syukron dan Kabul saling pandang. Tidak menyangka, terutama Tarmin si Sarjana ini terlintas di hatinya sangat heran. Pertanyaan Syukron begitu dalam.
     "Ya, artinya ketika kamu bertransformasi dari alam dunia yang fana ini ke alam keabadian dan transit di alam Barzah harus dalam keadaan muslim. Lak gampang, to? " Gus Dolah menjawab dengan enteng .
     "Yang menjadi pertanyaan, sudah muslimkah saya ini, Gus? Banyak orang-orang di luar sana merasa sudah muslim, malah dengan mudahnya mengkafirkan orang yang tidak sepaham dengannya".
     Sinau bareng semakin gayeng. Kali ini Tarmin yang biasanya lebih banyak bertanya, diam dan mencerna pembicaraan Gus Dolah dan Syukron. Demikian juga Kabul, nyimak serius.
     "Begini, untuk kalian bertiga! Jawabanku belum tentu benar, kalian bisa mengolahnya sendiri, mungkin juga salah ", Gus Dolah mulai memaparkan. "hai orang-orang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa. Janganlah kamu mati sebelum dalam keadaan muslim ". Secara tekstual bahwa untuk menjadi muslim ya harus beriman kemudian bertakwa dengan sebenarnya takwa, kan begitu? Tetapi secara kontekstual bagaimana? Ittaqullaha haqqatuqatih itu, pertama, menjadikan Islam sebagai Ad-Diin, cara hidup, lek bahasa kerennya Way of Life". Artinya siapapun kita dan apapun status, pangkat dan jabatan, di dalam beraktifitas harus menjadikan Islam sebagai marja' atau rujukan. Kita harus nglenggono dan legowo, sebab apa yang menurut akal kita baik, tapi belum tentu baik menurut Allah swt, atau sebaliknya menurut akal kita jelek tapi baik menurut Allah. "Jika kalian berselisih tentang sesuatu maka kembalikanlah kepada Allah dan RasulNya (Al Qur'an dan As Sunnah) dan kalian menerima keputusannya dengan pasrah (tidak nggrundel . Lha ini butuh proses dan keistiqamahan. Ini merupakan perjuangan yang berat.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (S. 3 : 103)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAJULUN YAS'A ( رجل يشعي )

BELAJAR AL QUR'AN

LINGSEM DAN BANGKAI