QALBUN SALIM (2)

Tadabbur oleh : cak Tik

       Dalam tulisan terdahulu saya sampaikan bahwa hidup adalah sirkulasi gerak dinamis dari Allah menuju Allah. Tentu harapan terbesar kita selamat sampai tujuan.

26.Asy-Syu'arā : 89

إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,

     Sejenak kita flashback, bahwa para Nabi dan Rasul dibangkitkan oleh Allah membawa misi penyelamatan yang akan mengantarkan umatnya kembali kepada Allah swt dengan selamat. Demikian juga Rasulullah saw dengan membawa Al qur'an sebagai petunjuk umat manusia agar kembali ke jalanNya. Maka ketika manusia mengikuti rambu-rambu dan petunjuk itu akan selamat sampai tujuan. Selama menempuh perjalanan akan menghadirkan kenyamanan, keamanan bukan saja bagi dirinya tapi untuk orang lain baik yang memiliki akses langsung atau tidak. Artinya seorang muslim, siapapun dia dan apapun profesinya, keberadaannya membawa manfaat. Dalam eskalasi lebih luas pasti membawa maslahat, apalagi jika dia seorang pemimpin yang mengurusi kepentingan umat.
     Dalam konteks saat ini apakah kita bagian dari yang menyelamatkan ataukah yang justru sebaliknya? Ini berpulang di mana kita berdiri? Kita termasuk yang terjebak dalam isu-isu yang sengaja mereka buat untuk memecah belah umat islam atau yang menjaga jarak dan terus melakukan pembenahan dan terus melakukan konsolidasi dalam berbagai aspek kehidupan sehingga kita memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan? Kekuatan umat islam saat ini tercabik-cabik karena ada skenario untuk saling benci satu sama lain agar tak ada lagi kesempatan untuk melakukan perbaikan ekonomi, sosial, pendidikan dsb, apalagi berfikir untuk menjadi sebuah kekuatan yang besar dengan mempersatukan persepsi bagaimana membangun tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara?
     Jadilah seperti ibu jari, menempati presisi agak jauh, tapi sangat menentukan fungsi keempat jari lainnya. Jangan menjadi keempat jari lainnya, menunjuk kesalahan orang lain, mengejek dan mencaci menambah keruh kondisi tapi tidak pernah memberikan solusi.

45.Al-Jāṡiyah : 23

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?



Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAJULUN YAS'A ( رجل يشعي )

BELAJAR AL QUR'AN

LINGSEM DAN BANGKAI