KEBERHASILANMU adalah KEGAGALANMU

Tadabbur oleh Cak Tik

إِنَّ اللَّهَ يُدْخِلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الْأَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَهُمْ

Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka.

     Bukankah yang dapat menjamin keselamatanku dunia akhirat adalah rumah besar hatiku yang dibangun, dipelihara dan dijaga dengan iman? Karena ketika hati tidak mau dan bisa memahami hakikat hidup itu sendiri maka akan begitu mudahnya iblis memprovokasi dengan kenikmatan sesaat dunia. Akhirnya terjebak pada keabadian semu yang dipoles dengan kebenaran egonya sendiri dan menyalahkan pihak yang tidak sejalan. Orang-orang yang "isme"nya sama akan mengorganisir membangun kekuatan dengan mengerahkan segenap kemampuan untuk meraih kekuasaan dan berupaya melanggengkannya.
     Kalau Ashabul kahfi bersembunyi di Gua selama tiga ratus tahun untuk menjaga imannya agar tidak tidak ikut larut arus kerakusan dan kekuasaan, maka saya berdiam di rumah hatiku dan terus berusaha menjaga dengan dzikirku agar akal sehatku tetap berkemampuan untuk memilah dan memilih yang baik dan buruk. Sementara kalau memandang keluar dari jendela hati, betapa rusak dan carut marutnya kehidupan dari tataran tinggi sampai ke bawah, Seluruh sendi-sendi kehidupan diwarnai perlombaan, pertandingan dan persaingan keji dan menjijikkan untuk berebut dan memperebutkan syahwat dunia sampai ajal datang, mereka tak bisa lari darinya yang berujung penyesalan.


10.Yūnus : 49

قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي ضَرًّا وَلَا نَفْعًا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۗ لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۚ إِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah". Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAJULUN YAS'A ( رجل يشعي )

BELAJAR AL QUR'AN

LINGSEM DAN BANGKAI