DILEMA
Oleh : cak Tik
Gus Dolah dihadapkan pilihan yang sulit. Setelah melihat dan mendengar kata demi kata, kalimat demi kalimat dari pak MD dengan suara agak bergetar. Beliau menyampaikan apa adanya, apa yang beliau alami dan yakin tidak ada kepentingan apapun. Sebuah fakta yang mengukir sejarah peradaban NKRI. Gus Dolah menarik nafas panjang dan dalam. Akal dan hatinya terguncang melihat realitas politik yang begitu kotor dan rusaknya. Ambisi dan haus kekuasaan yang menafikan nilai-nilai moral dan keadaban untuk meraih kemenangan.
"Hmmm, baldatun thayyibatun warabbun ghafur, sebuah hayalan bukan impian " gus Dolah mendesah. Agama hanya dijadikan alat, umat dijadikan objek penderita yang selalu sengsara. Kemakmuran, keadilan dan kesejahteraan hanya sekedar slogan dan Indah di atas kertas tetapi keserakahan dan kerakusan adalah realitas. "Ya, Rabb! Apapun yang sedang dan akan terjadi, semua dalam genggaman kekuasaanMu. Di tanganMu segala kebaikan", gus Dolah menggumam lirih.
Sebagai anak bangsa, keterlibatan untuk menentukan masa depan, secara langsung atau tidak merupakan dorongan nurani. Melihat realitas drama politik yang begitu mencengangkan, gus Dolah teringat dawuh seorang Kyai yang nasabnya sangat dekat dengan gus Dur, bahwa semua itu adalah SINETRON. Maka kembalilah dan kembalikan kepada Rabbmu.
Gus Dolah dihadapkan pilihan yang sulit. Setelah melihat dan mendengar kata demi kata, kalimat demi kalimat dari pak MD dengan suara agak bergetar. Beliau menyampaikan apa adanya, apa yang beliau alami dan yakin tidak ada kepentingan apapun. Sebuah fakta yang mengukir sejarah peradaban NKRI. Gus Dolah menarik nafas panjang dan dalam. Akal dan hatinya terguncang melihat realitas politik yang begitu kotor dan rusaknya. Ambisi dan haus kekuasaan yang menafikan nilai-nilai moral dan keadaban untuk meraih kemenangan.
"Hmmm, baldatun thayyibatun warabbun ghafur, sebuah hayalan bukan impian " gus Dolah mendesah. Agama hanya dijadikan alat, umat dijadikan objek penderita yang selalu sengsara. Kemakmuran, keadilan dan kesejahteraan hanya sekedar slogan dan Indah di atas kertas tetapi keserakahan dan kerakusan adalah realitas. "Ya, Rabb! Apapun yang sedang dan akan terjadi, semua dalam genggaman kekuasaanMu. Di tanganMu segala kebaikan", gus Dolah menggumam lirih.
Sebagai anak bangsa, keterlibatan untuk menentukan masa depan, secara langsung atau tidak merupakan dorongan nurani. Melihat realitas drama politik yang begitu mencengangkan, gus Dolah teringat dawuh seorang Kyai yang nasabnya sangat dekat dengan gus Dur, bahwa semua itu adalah SINETRON. Maka kembalilah dan kembalikan kepada Rabbmu.
Komentar
Posting Komentar