Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

THE OLD NORMAL

Gambar
Emha Ainun Nadjib TETE S Emha Ainun Nadjib 28 May 2020    •   Dibaca normal 1 menit Kita berilmu tapi sedang sangat bodoh. Perekonomian dan kebudayaan lumpuh. Politik negara terjepit oleh dilema-dilema. Manusia hidup di bumi simalakama. Peradaban harus mengalami  hard-reset . Mau kreatif keluar dari jepitan tidak ketemu-ketemu caranya. Derita ummat manusia ini dikasih illustrasi musik dari langit. “ Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, manusia ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah ”. (QS. Nuh 25). Lantas kita mengeluh kepada Tuhan, dan Tuhan menjawab: “ Tidak ada yang ditunggu-tunggu orang kafir selain dari datangnya para malaikat kepada mereka atau datangnya perintah Tuhanmu. Demikianlah yang telah diperbuat oleh orang-orang kafir sebelum mereka. Dan Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang selalu menganiaya diri mereka sendiri ”.  (QS. An-Nahl 33). Jadi kita adalah orang-orang kafir.

PUNCAK PIRAMIDA

Gambar
Emha Ainun Nadjib (Mbah Nun) #tetes Salah satu faktor yang menyebabkan kurang gencarnya rasionalisme Islami ialah kurang terbukanya ruang bagi jamaah Kaum Muslimin untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran keislamannya. Mereka terkurung oleh suatu kondisi kultural-psikologis dalam struktur ‘organisasi’ kaum muslimin yang antara lain cenderung selalu memapankan kebakuan-kebakuan formalisme agama. Latar belakangnya ganda:  pertama , pikiran-pikiran bebas dalam kehidupan beragama terlalu ditakutkan akan membuahkan ‘penyelewengan’; penyelewengan itu bisa memungkinkan konflik yang ‘mubadzir’, juga bisa mengancam kemapanan struktural tertentu dalam ‘organisasi keagamaan’ yang untuk Indonesia biasanya sangat terkait dengan struktur-struktur kehidupan bernegara; pemimpin-pemimpin kaum Muslimin kurang percaya kepada jamaah; ada situasi umum di mana jamaah dibiarkan tak berkembang dewasa, ada semacam stabilitas- minded  yang dipelihara dengan cara menjaga jamaah untuk tak berkembang secara ma

JUNDULLAH

Gus Dolah. Saya fikir korona tidak akan menghinggapi kaum dhuafa dan kawulo alit yang hidupnya serba susah. Justru dampak berbagai kebijakan oleh pemerintah itu yang semakin mwmyusahkan. Bertahun-tahun mulai dari orla, orba hingga saat ini repotnasi, belum merasakan keadilan sosial sebagai rakyat Indonesia, sekarang harus menahan penderitaan korona. Apakah korona memang sengaja dibuat oleh elite global dengan tujuan untuk melumpuhkan perekonomian global dan mereka dengan semaunya akan membuat regulasi baru demi menguasai dunia, itu silahkan saja. Tapi apakah kita sadar bahwa siapa yang membolak balikan hati dan menggerakkan mereka sehingga terjadi seperti sekarang ini? Artinya keterlibatan Tuhan tidak bisa dinafikan. Bukankah kelahiran seorang bayi sepenuhnya karena peran Tuhan sementara orang tua bayi hanya merupakan kepanjangan tanganNya dan hanya merasakan nikmatnya bercinta tanpa ada jaminan pasti hamil. Demikian juga korona, silahkan saja keserakahan dan kesombongan ingin meng